Jumat, 09 September 2011

Bangku Preman, Mau Duduk Disini Bayar Dulu

Idenya sederhana. Jika ingin duduk di bangku taman ini cukup memasukkan koin 0,50 EUR ke tempat koin yang tersedia, tapi entah itu untuk berapa lama.





























Sabtu, 03 September 2011

Apakah Anda Seorang Penjilat?


Apakah Anda seorang penjilat? Ini bukan berarti Anda punya penyakit atau sejenisnya. Hal ini seperti fobia/rasa takut dan hampir berarti Anda seorang yang egois, rendah diri, penggoda, "parasit", dan sebagainya.
Namun, ada ahli yang berpendapat, seorang penjilat lebih baik daripada orang yang angkuh. Jadi, walaupun sifat ini tidak membuat Anda populer di antara teman kerja, masih ada baiknya juga. Tentu saja asal tidak berlebihan alias keterlaluan dan Anda tahu batasannya. Untuk melihat sejauh mana sifat tersebut dan apa artinya bagi karier Anda, coba ikuti kuis berikut.

1. Seberapa sering Anda membayar minuman, makanan, dan rokok untuk atasan Anda?
* Beri 1 poin untuk setiap makanan/minuman serta rokok yang Anda belikan untuk bos selama seminggu ini.

2. Berapa kali dalam sebulan Anda membantu membawa cuciannya ke laundry atau mencucikan mobilnya?
* Tambahkan 5 poin untuk setiap perjalanan di bulan terakhir ini.

3. Seberapa sering Anda ngerumpi atau bercanda dengan atasan di luar hubungan kerja serta tanggung jawabnya sebagai atasan?
* Nilai 7 sebulannya untuk setiap kesempatan pergi dengan bos.

4. Apa yang Anda katakan kepada atasan minggu ini? Untuk setiap kali Anda menyebutkan kalimat dibawah ini minggu lalu, lihatlah angka yang diperoleh.
a. Bapak/Ibu sudah berolahraga? (5 poin)
b. Saya senang model rambut Bapak/Ibu! (3 poin)
c. Baju Bapak/Ibu bagus sekali! (3 poin)
d. Kenapa Bapak/Ibu berdiet? (5 poin)
e. Saya benar-benar menghargai pendapat Bapak/Ibu! (4 poin)

5. Beri 1 poin untuk setiap pembicaraan dengan atasan selama seminggu ini yang dijawab Anda dengan:
"Ya, pasti", "Tepat sekali", "Mmm, Bapak/ibu benar", "Tak ada masalah".

6. Berapa kali dalam seminggu Anda memberi pertanyaan "mematikan" pada manajer di rapat bersama pimpinan yang Anda ketahui tak dapat dijawab oleh si manajer?
* Beri 5 poin untuk setiap pertanyaan yang Anda lontarkan.

7. Di dalam suatu rapat, hitung berapa kali Anda menganggukkan kepala, menyatakan positif mendukung apa yang disampaikan atasan Anda.
* 1 poin untuk setiap anggukan yang Anda lakukan.

8. Seberapa sering Anda berpura-pura tertarik pada hobi atasan yang terkesan kekanak-kanakan (misalnya, Anda pura-pura antusias menanyakan koleksi mobil-mobilannya saat tengah makan malam bersama atasan) supaya tetap dapat berhubungan dengan atasan?
* Beri 4 poin untuk setiap kesempatan yang Anda lakukan tahun lalu.

JUMLAH NILAI & ARTI JAWABAN
Lebih 60: Anda seorang penjilat ulung! Anda juga mempunyai masalah, yaitu setiap orang mengetahuinya, termasuk atasan Anda sendiri. Ini mirip pepatah, "Terlalu banyak gula memanjakan perut". Coba kurangi sifat tersebut agar Anda tidak terkesan menjadi "keset"-nya atasan sekaligus dibenci dan diolok-olok teman sekerja.

30-60 poin:
Anda seorang penjilat yang menyenangkan, tapi mungkin masih sedikit keterlaluan. Lebih sedikit pujian yang Anda hamburkan pada atasan serta memperbesar percaya diri justru akan melancarkan karier Anda.

15-30 poin: Anda seorang penjilat yang bijaksana dan berstrategi, bagaikan ikan kecil yang dapat berenang ke mana-mana dengan lincahnya. Anda dapat membuat atasan merasa senang dan yakin akan dirinya, sekaligus dapat kredit alias poin tertentu yang memang Anda inginkan dari atasan.

Kurang dari 15 poin: Anda perlu memulai melakukan pembicaraan yang menyenangkan dengan atasan. Anda menjadi orang yang dibenci di antara semua penjilat yang ada. Jadi, cobalah untuk melompat dari "kubangan" itu dan berlatihlah agar menjadi pembicara yang menyenangkan. Belajar pula mengikuti kemauan atasan (tidak selalu menentang atau tak sependapat dengannya) demi kesuksesan karier Anda.

Senin, 15 Agustus 2011

Anak Yang Sangat Nakal

Tuti sangat kesal dengan kelakuan anak semata wayangnya bernama Bokir yang amat nakal. Setiap hari pasti membuat masalah, seperti berkelahi dengan anak tetangganya atau bolos sekolah. Gurunya beberapa kali memanggil Tuti ke sekolah untuk memberi tahu kenakalan Bokir.


Sore itu, saat Tuti sedang sibuk memasak di dapur, Bokir yang bermain di halaman rumah tiba - tiba menghampirinya. Bokir lalu mengambil pisau dan memotong - motong sayuran yang ada di meja dapur. Ibunya langsung berkata, "Eh jangan dipotong - potong!".
"Emang kenapa?".
"Nanti berantakan!".
"Ooo.. Gitu ya!", ujar Bokir namun tidak menghentikan aksinya.
"Bokir, nakal kamu! Jangan dipotong - potong!" Ibunya berteriak sambil mengambil pisau dari tangan bokir.

Bokir terdiam. Kemudian Bokir menatap ke rambut ibunya dan bertanya: "Bu, mengapa rambut ibu ada yang putih?".
Mendapat pertanyaan seperti itu sang ibu menjawab dengan kesal,"Ini karena kamu nakal sekali!!".

"Ini ada foto nenek", Ujar Bokir sambil memperlihatkan foto neneknya.
"Memang foto nenek kenapa?", kata ibunya.
"Kok foto nenek rambutnya putih semua?", Sahut Bokir sambil ketawa.

Cerita 3 Pelajar Badung Yang Berbohong

Cerita 3  Pelajar Badung Yang Berbohong, Ada 3 pelajar SMA, sebut saja namanya Tono, Zul dan Muin, yang hari itu telat mengikuti ujian sekolah karena bangun kesiangan. Mereka dikenal sebagai pelajar badung yang sering begadang dan banyak alasan jika dinasehati.


Seperti biasa, ketiganya menyusun strategi untuk kompak memberi alasan yang sama agar wali kelasnya berbaik hati dengan memberi ujian susulan.

"Kita harus kompak!", ujar Tono.
"Ya, alasan harus sama semua", sahut Muin & Zul.

Ketiganya pun masuk ruang kelas.
"Pak, maaf kami telat ikut ujian", kata Tono.
"Iya Pak, kami bertiga naik angkot yang sama dan ban mobil angkotnya meletus",Muin meyakinkan.
"Iya, kami kasihan sama sopirnya, jadi kami bantu memasang ban baru", sahut Zul.

"Kami mohon kebaikan hati bapak untuk mengikuti ujian susulan", ujar ketiganya serempak.
Sang wali kelas berpikir sejenak dan akhirnya memperbolehkan mereka ikut ujian susulan pada esok harinya.

Tibalah waktu ujian susulan, tetapi ketiga siswa diminta mengerjakan ujian di tiga ruangan yang berbeda.
"Ah mungkin biar tidak menyontek", pikir para siswa.

Ternyata ujiannya cuma 2 soal. Soal pertama, sangat mudah dengan bobot nilai 10. Ketiga siswa mengerjakan dengan senyum - senyum. Namun giliran membaca soal ke 2 dengan bobot nilai 90, keringat dingin pun mulai bercucuran.

Di soal kedua tertulis,"Kemarin, ban angkot sebelah mana yang meletus?".

Pengin Jadi Polwan Dilarang Orang Tua

Sore itu, Mbok Sarinah sedang duduk di teras rumahnya sambil menjahit pakaian suaminya yang sobek di bagian lengan, Sementara itu, anak semata wayangnya yang berusia 10 tahun bermain bersama teman - temannya di halaman rumah.


Tiba - tiba anaknya menghampiri, lalu berkata,"Mbok, cita - cita itu apa sih?".
"Itu, Mbak Putri temenku katanya cita - citanya mau jadi dokter!".
"Bagus itu, cita - cita adalah keinginan kalau sudah besar nanti".
"Ooo.. Gitu!", ujar anaknya.

"Kalau kamu ingin jadi apa nak?".
Dengan penuh semangat sang anak menjawab,"Aku mau jadi polwan!".
Dengan tegas Mbok Sarinah menjawab,"Tidak boleh!".
Si anak merasa heran, lalu mengganti jawabannya,"Kalau tidak boleh, aku mau jadi peragawati aja!".

Kini Mbok Sarinah makin marah,"Apa - apaan kamu, masak mau jadi peragawati. Tidak boleh!".

Si anak mulai merasa takut, lalu berkata,"Kenapa semua tidak boleh, apa aku hanya boleh di rumah saja?".
Mbok Sarinah memeluk anaknya dan berkata,"Karena kamu laki - laki Gus!".

Selasa, 02 Agustus 2011

Disiram Air Panas Oleh Istri Di Rumah

Disiram Air Panas Oleh Istri Di Rumah, Sutarto, karyawan sebuah perusahaan swasta mengikuti pelatihan motivasi selama tiga hari di sebuah hotel. Pada hari terakhir pelatihan, sang motivator yang senang bercanda berkata,"Bapak - bapak mau tahu rahasia kesuksesan saya?".


"Mauuuu...!" Kata peserta serentak.
"Tahun - tahun terbaik dalam hidupku, kuhabiskan bersama seorang wanita yang bukan istri saya!".

Tentu saja para peserta pelatihan langsung terkejut dan terpaku. "Wah, ternyata dia tidak patut dicontoh", gumam Sutarto.

Namun, sang motivator melanjutkan perkataannya,"Ia Ibuku!".

Hadirin yang semula terdiam, serentak bertepuk tangan dan tersenyum.
"Memangnya bapak - bapak mengira saya dengan siapa?", si motivator bertanya sambil tersenyum.

Peserta pelatihan tidak menjawab, mereka hanya tersenyum.

Sepulang pelatihan, Sutarto mencoba mempraktekkan kata - kata sang motivator tadi di rumah. Saat itu istrinya sedang memasak air di dapur. Lalu Sutarto berkata dengan lantang di depan istrinya,"Bu!".
"Ya, ada apa, Pak?".
"Aku menghabiskan tahun - tahun terbaik hidupku bersama seorang wanita yang bukan istriku!".
Setelah berkata demikian, Sutarto memejamkan matanya. Ia mengingat kalimat terakhir sang motivator". Sutarto sudah berusaha keras namun kalimat terakhir itu tak muncul juga.

Ketika Sutarto membuka matanya, ia mendapati dirinya berbaring di tempat tidur rumah sakit. Sutarto mendapatkan perawatan akibat disiram air...***

Kamis, 28 Juli 2011

Karena Pacaran Beda Keyakinan

Warto ada suatu urusan di Jakarta. Pas lagi jalan di sebuah Mall, Warto ditegur seorang pria berkumis tebal.
"Warto ya?" kata pria itu. Warto memperhatikan pria itu lalu berkata, "Ucok ya!". Kedua kawan lama itu pun bersalaman dengan hangat.


"Wah tidak nyangka ketemu kamu disini Cok", kata Warto.
"Aku kerja dekat sini To", sahut Ucok.
"Kamu inget Ujang kan? Dia juga kerja dekat sini, aku telepon dia biar gabung dengan kita", Ujar Ucok.

Tak lama kemudian, Warto dan dua kawan SMA nya itu duduk di sebuah cafe. Mereka ngopi sambil bertukar cerita. Reuni kecil - kecilan pun berlangsung dengan hangat.

Setelah bertukar cerita tentang pendidikan selepas SMA dan cerita tentang pekerjaan, Warto bertanya,"Cok kamu sudah nikah?".
"Belum!".
"Kalau ndak salah dulu kamu kan pacaran sama si Tini?".
"Ya!".
"Kenapa ndak jadi menikah?".
"Ortuku tidak setuju, beda etnis".
"Kalau kamu Jang? Jadi nikah sama Cenil?", tanya Warto.
"Nggak To? Kami beda keyakinan", sahut Ujang.

Setelah diam sejenak, Ujang berkata, "Kalau kamu gimana To? Jadi menikah sama Sandra?".

Warto menghela nafas lalu berkata, "Tidak jadi, kami beda keyakinan".
"Beda keyakinan gimana?", tanya Ujang.
"Iya, aku yakin kalau aku tuh ganteng, sementara dia gak yakin kalau aku ganteng".

Rabu, 27 Juli 2011

Pemuda Menggoda Istri Orang

Seorang pria muda sebut saja namanya Agus, sore itu mendatangi rumah seorang juragan beras. Agus mengetuk pintu dan istri juragan beras itu segera membukakan pintu. Agus pun bertanya, "Apakah ibu tahu cara melayani suami?".


Mendengar pertanyaan itu, istri juragan beras sangat kaget dan marah. "Kurang ajar! Pergi kamu!!", hardiknya sambil membanting pintu.

Esoknya, Agus kembali lagi mendatangi rumah itu dan bertemu istri juragan beras. Dia bertanya dengan pertanyaan yang sama dan istri juragan beras itu pun marah dan membanting pintu, "Kurang ajar kamu!!".

Malamnya, di kamar tidur, istri juragan beras melaporkan kejadian itu kepada suaminya.

"Ayah, tadi ada pemuda kurang ajar datang ke rumah!!".
"Kurang ajar gimana?", ujar suaminya.
"Dia menggoda aku!".
"Hah, menggoda!". kata suaminya.

Sang suami pun bertekad membuat perhitungan dengan pemuda yang telah berani menggoda istrinya.

Dia meminta, jika pemuda itu muncul lagi, si istri tak usah marah - marah, namun meladeni pertanyaan itu dengan biasa saja. Sang suami akan bersembunyi di balik pintu dan akan menghajar pemuda itu.

Istri setuju dengan skenario itu. Maka, paginya, ketika Agus mengetuk pintu, istri juragan beras segera memberi kode kepada suaminya. Setelah siap, dia pun menuju pintu dan membukanya.

"Ada apa ya?" tanya istri juragan beras sambil menahan daun pintu supaya tidak terbuka penuh.
"Apakah ibu bisa memuaskan suami?", tanya Agus.
"Ya, saya bisa, lalu kenapa?", ujar istri juragan beras.
"Bagus! Kalau begitu buktikan kepada suami ibu dan jangan lupa beri tahu dia supaya menjauhi istri saya!".